0
Minggu, 29 April 2012
Rabu, 11 April 2012
Pinasthika Award 2011
Ketika mendengar kata “Pinasthika Award 2011” saya teringat teman-teman finalis yang smart, lucu, kreatif, cakep, cantik, pokoknya top untuk mereka. Sebenarnya sudah lama saya ingin menulis artikel ini, tetapi baru malam ini sempat. Mat (Matahari), Angga, CD (Sidi), Zendy, Reiza, Moe, Ruru, Viky, Alvian, Putu Pageh (penulis), mereka itu sebenarnya bukan sekedar pesaing bagi saya, tetapi lebih dari itu, yaitu : sahabat yang sampai sekarang masih terkoneksi oleh social media.
Foto oleh: Panitia / Finalis Pinasthika 2011
6 hari terkurung bagai tawanan
Ini adalah cerita tentang kami yang terkurung didalam sebuah penginapan, walau dengan fasilitas standar berbintang tetapi tetap aja harus mikir, mengubek-ubek Ide. Keluar dari kebiasaan yang santai (semua serba cepat), disini kami dilatih untuk disiplin dan cepat tanggap dengan berbagai permasalahan yang diberikan (brief). Bersama-sama menghadiri seminar, trus sorenya menikmati hidangan kelas atas, setelah itu kembali dibebani beban pikiran, otak serasa di putar 180 derajat.
Foto oleh: Teman Finalis / Finalis Pinasthika (kanan : Putu Pageh & kiri : Alvian Wibisono )
Pura-pura Belanja
Mengapa harus pura-pura belanja? Ini mungkin bisa disebut strategi dalam melakukan survey di lapangan mengenai permasalahan yang harus kita pecahkan agar menemukan jalan keluar. Tanya macam-macam tentang produk, keluhan konsumen, keinginan konsumen, keunggulan dan kelemahan produk, dll. Walau kegiatan itu membosankan, capek, tapi penuh tantangan. Gak kebayang rasanya kalo melakukan hal tersebut tanpa alasan.
Magical Ideas! Begitulah tema yang diangkat dalam ajang Pinasthika tahun 2011 ini. Untuk kategori AdStudent mengangkat tema khusus, yaitu penanggulangan “ Pemanasan Global”. Pada tema kali ini insan kreatif di ajak untuk mengolah ide kreatif masing-masing kelompok (yang terdiri dari Copywriter & Art Director) untuk membuat print Ad yang dapat menyampaikan pesan dengan mengajak public untuk bertindak bersama-sama menanggulangi pemanasan global.
Foto Karya Finalis Pinasthika Award 2011 ( Putu Pageh & Alvian Wibisono : DKV ISI Yogyakarta)
Foto Karya Finalis Pinasthika Award 2011 ( Moe & Reiza : Komunikasi London School Jakarta )
Malam Yang Sunyi
Apa yang terjadi ketika malam itu? Setiap kamar tak terdengar keributan seperti biasanya. Semua terlihat serius, tapi sesungguhnya ada satu teman yang gelisah. Dia mulai dengan membuat ulah dan saya hampir memecahkan benda antic milik hotel. Tiba-tiba di depan pintu nongol aja tu benda, tanpa konfirmasi terlebih dahulu.
Foto Karya Finalis Pinasthika Award 2011 ( Ruru & Viky : DKV ADVI Yogyakarta )
Siap Gak Siap Harus Maju
Tibalah saatnya bagi kita untuk memperlihatkan hasil dari kami selama 5 hari muter-muter otak untuk mencari ide terbaik. Mempresentasikan Ide didepan para juri, gak kebayang ngelakuin hal yang gak pernah sama sekali kami lakukan. Ada yang muter-muter di belakang panggung, ada yang sok pura-pura gak grogi, ada yang bolak-balik kamar kecil, pokok men asyik. Kalo anda penasaran dengan kisah kami, boleh di coba di Pinastika Award 2012. Selamat berkreasi!
5 hari melakukan penggojlokan ide dari masing-masing kelompok tentang “ Promosi mengubah pencitraan Laptop ACER “, maka didapatkan pemenang dari hasil kreatif dan presentasi yang terbaik.
Foto Karya Pemenang Pinasthika Award 2011 ( Matahari & Angga : Komunikasi UGM Yogyakarta )
Minggu, 08 April 2012
Desainer + (masalah, impian, dan perubahan) = Solusi
Apakah Anda Desainer atau calon Desainer?
Minggu, 9 April 2012. Dimalam yang dingin dan sunyi, saya kembali mengisengkan diri membuka buku yang sampulnya berwarna merah. Terdapat tiga kata sebagai judul, dengan coretan sigsag berwarna hitam. Penulisnya adalah seorang desainer, perancang strategi dan seorang pembicara ahli untuk melakukan sebuah misi, David B. Berman.
Ada beberapa pandangan yang sangat menarik dari David B. Berman dan tentunya sangat berguna bagi calon desainer, desainer dan bagi disiplin ilmu yang lain yang berhubungan dengan peran desain (Orang yang membeli desain dan orang-orang yang mengkonsumsi desain). Pandangan beliau tentang desainer itu seperti apa dan bagaimana peran desainer didalam suatu perubahan ?
Desainer grafis (ada juga yang menyebutnya dengan desainer komunikasi) menciptakan jembatan antara informasi dan pemahaman. Desainer industry menambahkan aspek tepat guna dan daya tarik pada sebuah obyek. Desainer interior menciptakan ruang dimana kita tinggal.
ilustrasi : pageh putu
Desainer mempunyai tanggung jawab sosial yang penting karena didunia ini desain adalah inti dari tantangan sekaligus solusi. Desainer menciptakan banyak hal di dunia yang kita tinggali ini, mulai dari hal yang kita konsumsi, sampai menciptakan harapan-harapan apa yang ingin kita penuhi. Desainer membentuk apa yang kita lihat, kita gunakan, kita rasakan. Desainer mempunyai kekuatan yang luar biasa untuk mempengaruhi bagaimana dunia ini berjalan, dan bagaimana kita merancang masa depan. Seberapa besar kekuatan itu?
Saya sendiri begitu tercengang dengan tutur yang beliau sampaikan pada buku tersebut. Memutar otak untuk memikirkan , merenung dengan apa yang saya pelajari selama ini belum sampai pada titik tersebut. Saya hanya mengenal desain sebatas perancangan, merancang suatu hal yang baru dari yang terbaru. Tetapi didalam buku tersebut menjelaskan lebih dari hanya sekedar merancang suatu hal yang baru atau bersifat kebaruan. Didalam buku yang berjudul “ do good design”(terdapat coretan sigsag pada kata design) akan menjawab dari pertanyaan diatas.
ilustrasi : pageh putu
Desainer memiliki kekuatan lebih besar dari yang dibayangkan: kreativitas mereka mendorong terciptanya alat tipuan paling efisien (dan paling bersifat merusak) dalam sejarah manusia.
Mungkin ancaman terbesar bagi umat manusia adalah konsumsi yang berlebih daripada yang diperlukan. Kita terperangkap dalam kegembiraan yang tak tertahankan. Pemicunya adalah kebohongan visual yang berkembang pesat. Hal itu dimungkinkan oleh kecanggihan segala sesuatu, efek psikologis manusia, kecepatan gerak, dan kemudahan jangkauan semua benda. Semuanya didesain untuk meyakinkan kita bahwa kita “membutuhkan” lebih banyak barang daripada yang kita perlukan. Kebudayaan manusia yang sedang menuju kebudayaan global, tidak boleh membuat satupun kesalahan global yang besar.
Disisi lain, desain yang memicu konsumsi berlebihan itu juga sebetulnya desain yang mempunyai kekuatan untuk memperbaiki dunia.
Desainer dapat menjadi contoh bagi para professional lain. Caranya dengan mengetahui pengaruh yang dapat dia lakukan. Lalu melakukan tanggung jawab yang menyertai kekuatan yang ia punyai untuk memperbaiki dunia.
Maka, jangan hanya membuat desain yang baik, tapi berbuatlah kebaikan.
sumber :
Sabtu, 07 April 2012
Sampah Visual dan Pilihan Hidup Nyaman
Ilustrasi by. Pageh Putu
Sampah visual dihasilkan oleh ketidak teraturan pemanfaatan ruang public. Seperti halnya ruangan yang penuh dengan barang yang tidak tertata, bukannya harus dihilangkan, namun bagaimana kita menata kembali ruang tersebut agar menjadi lebih indah dan tentunya nyaman. Tumpang tindih visual yang bermaksud menyampaikan pesan, semestinya memberikan ruang lega di mata audiencenya. Semua menjadi lebih berfungsi, tidak ada yang dirugikan dan tentunya keterkaitan satu dengan yang lain menjadi lebih bermakna. Maka akan tercipta kehidupan yang nyaman.
Semua yang ada pada kehidupan kita adalah pilihan, menjadi yang dipilih atau memilih. Memberikan pilihan pada suatu hal yang kompleks memang sangat sulit. Memerlukan waktu dan dorongan berbagai pihak, baik itu dorongan moril maupun materi. Salah satu tidak mendukung maka prosespun menjadi terhenti. Seperti yang sudah diturunkan dari nenek moyang kita, banyak hal cara maupun filsapat. Dengan berkembangnya jaman dan teknologi kita seolah melupakan hal tersebut karena menganggap sudah tidak relefan lagi (mungkin). Seperti “ Gotong Royong” , “ Musyawarah Mufakat” dll. Jika bersama-sama punya satu tujuan untuk membuat perubahan, itu pasti akan terwujud. Semoga gerakan DKV Bertindak mendapat dukungan yang positif dari seluruh kalangan masyarakat.
Jumat, 06 April 2012
Kota Bebas Sampah Visual
Akhir-akhir ini perdebatan dan diskusi soal kota yang bebas dari sampah visual menjadi topic yang hangat di social media. Sebuah group yang membahas tentang “Sampah Visual” yang ada di Indonesia dan Jogja pada khususnya. Secara beruntun muncul pendapat-pendapat baru tentang pentingnya memperhatikan lingkungan kota yang kini dikerumuni oleh liarnya sampah visual. Saling melontarkan pendapat, bertanya pada siapa saja yang akan berusaha menjawab. Seolah-olah geregetan dengan permasalahan ini, yang tidak ditemukan titik terang dari beberapa pendapat. Apa yang harus kita lakukan?
Mencoba mencari dan mengumpulkan data yang kemudian di rangkum dalam kalimat-kalimat sederhana. Ada yang mengumpulkan data foto (dokumentasi), ada yang mengeposkan alamat blog mengenai contoh-contoh kota yang bebas dari sampah visual saat ini. Menurut saya sendiri ini merupakan suatu hal yang menarik. Saya sendiri tersentuh untuk turut serta membantu sesuai dengan kemampuan. Mencoba untuk membranikan diri menulis pada sebuah blog yang sudah lama tidak saya sentuh. Mungkin ini usaha kecil, tapi saya yakin keinginan dari berbagai pihak tentang kota yang indah yang mereka mimpikan akan segera terwujud.
Banyak dari teman-teman menceritakan kota yang berhasil mewujudkan kota indah itu. Sao Paulo, yaitu kota yang berada di Brasil. Saya menjadi penasaran mengapa kota itu benar-benar memperhatikan tata kota mereka. Saking ingin tahu siapakah kota dan seperti apakah kota tersebut? Akhirnya saya mencarinya di paman Google.
São Paulo adalah kota terbesar di Brasil dan belahan bumi selatan, dan juga merupakan wilayah metropolitan terbesar ke-7 di dunia. Kota ini merupakan ibukota negara bagian São Paulo, negara bagian dengan jumlah penduduk terbesar di Brasil. Nama kota ini merupakan penghormatan kepadaSanto Paulus. São Paulo berpengaruh kuat dalam perdagangan dan keuangan regional, dan juga kesenian dan hiburan. São Paulo dianggap sebagai kota global alfa.
Sumber : http://id.wikipedia.org
gambar : Kota Sao Paulo dari tampak atas
Sumber : http://habbullah.blogspot.com
Sao Paulo merupakan kota terbesar di Amerika Selatan membuat suatu gebrakan yang sangat radikal, yaitu menjadi kota pertama di luar dunia komunis yang melarang bentuk outdoor advertising mulai dari billboard, layar raksasa, ruang iklan di transportasi publik, hingga penyebaran pamflet dan sebagainya. Menurut tulisan Waizly pada web site http://the-marketeers.com, gerakan yang dilakukan pemerintah kota Sao Paulo di sambut dengan berbagai komentar oleh masyarakat kota tersebut.
Ada yang bilang tidak masuk akal, ada yang menilai langkah ini tidak akan efektif untuk mengurangi visual pollution, dan juga dibilang ini merupakan langkah kaum fasis.
Yang tersentak akan gebrakan ini adalah industri periklanan yang ketika itu menghitung opportunity lost bagi industrinya bisa mencapai sekitar $133 juta dollar ditambah lagi kerugian bagi 20,000 orang yang bisa kehilangan pekerjaan di industri.
Tapi mayoritas publik justru tetap mendukung langkah yang dimotori langsung oleh walikota Sao Paulo Gilberto Kassab yang melihat billboard sebagai pencemaran visual kota. Kassab turun sendiri ke lapangan dan membuka hotline untuk penduduk kotanya melaporkan jika ada bentuk outdoor advertising yang masih berkeliaran. Mereka yang mengabaikan peraturan ini didenda $4500 dollar per hari. Sao Paulo membutuhkan waktu tiga bulan untuk menghilangkan segala bentuk outdoor advertising ini termasuk 15.000 papan reklame raksasa yang tersebar di seluruh ruas kota.
Industri iklan yang tadinya menentang peraturan ini kini malah jadi suportif. Adanya pengekangan ini menuntut mereka untuk lebih kreatif lagi dalam menemukan media alternatif dalam beriklan. Apabila kita lihat Sao Paulo kini menjadi lebih berwarna, itu adalah karena hasil kreasi mereka. Toko di pinggir jalan dan gedung-gedung perkantoran dicat sedemikian rupa sesuai dengan karakter mereknya masing-masing.
gambar : bagian dari Kota Sao Paulo yang mengalami renovasi kreatif
sumber : http://the-marketeers.com
Ketika outdoor advertising diharamkan, pelaku industri iklannya menjadi lebih kreatif di ruang indoor dan dunia internet lewat digital media dan social network. Nah ini yang menjadi salah satu alasan mengapa Brasil bisa lebih maju digital marketing-nya di banding negara-negara Amerika Latin. Jadi bisa dibayangkan, jika memang ruang iklan outdoor dibatasi, bukan tidak mungkin ruang iklan di dunia digital ataupun indoor yang malah akan merajalela.
Langganan:
Postingan (Atom)